Menanti Pelangi

Tahun ini (kembali) akan menjadi tahun yg amat menyibukkanku. Hm...harus berpikir positif bahwa semua akan baik-baik aja, bahwa aku pasti bisa-sanggup-mampu, bahwa Allah nggak akan memberiku sesuatu di atas batas kemampuanku, dan bahwa aku dapat menuntaskan hujan dan melihat pelangi serta cuaca yang cerah kembali. ;)

Kenangan tentang Arumanis

Pernah dengar, lihat, dan memakan arumanis atau gula-gula kapas?

Arumanis. Lembut, ringan, dan manis. Ketika kecil aku biasa menemukan arumanis itu di pasar malam atau di acara-acara yang banyak anak kecilnya. Selain momen itu, dulu arumanis jarang dapat kutemui di jalanan. Namun, aku sangat ingat bahwa di depan SD-ku dulu ada penjual arumanis. Penjual arumanis di depan SD itu tidak hanya membawa dagangan saja seperti yang akhir-akhir ini kulihat di jalanan, tetapi ia membawa alat sederhana untuk membuat langsung arumanis itu di tempatnya berjualan. Aku juga masih sangat ingat betapa Mang Penjual Arumanis itu seperti pesulap. :’) Dalam beberapa detik, gula pasir yang ia tuangkan ke alatnya berubah wujud menjadi kapas manis yang lembut. Sedikit sulit menjelaskan alat ajaib itu. Untunglah setelah mencari agak lama di beberapa laman, akhirnya aku menemukan gambar alat itu. Tampak sama dengan yang kulihat ketika SD. Wah, semakin lengkaplah kepingan kenanganku tentang arumanis. Hehehe.

Mesin ajaib si Mang Penjual Arumanis adalah semacam loyang yang tengahnya dilubangi dan dipasangi mesin kecil serupa kipas atau lempengan besi. Cara kerjanya begini, Mang Penjual Arumanis menuangkan satu sendok gula pasir ke alatnya. Ketika alat itu berputar, gula pasir di loyang perlahan tetapi pasti berubah menjadi serupa awan-awan gula tipis. Kemudian, dengan sebatang kayu kecil dan agak panjang, si Mang “menangkap” awan-awan gula hingga semua awan itu melekat di batang kayu tadi. Semakin lama semakin besar awan gula di batang kayu itu. Nah, jadilah arumanis berukuran kecil (dibandingkan yang biasa dijual di toko-toko atau di pasar malam). O iya, jumlah gula pasir yang dituangkan di alat itu mempengaruhi besar gula-gula kapas, jadi semakin banyak gula yang dituangkan tentu saja semakin besar gula-gula kapas itu. ;)

Menurutku arumanis yang kumakan ketika SD lebih tepercaya dibandingkan arumanis yang kutemui dan kumakan beberapa tahun terakhir. Arumanis yang banyak dipasarkan saat ini berwarna-warni, yaitu putih, pink muda, pink tua, ungu, sampai hijau. Sayangnya terkadang warnanya cukup mengerikan, yaitu pink ngejreng. Nah, kalau sudah begitu biasanya aku memilih warna putih, setidaknya tidak menggunakan pewarna. Namun, ternyata rasa arumanis itu agak pahit. Uh, mengerikan sekali. Tampaknya arumanis yang dijual di pasaran saat ini ada yang menggunakan pemanis buatan. Hiks, jadi agak trauma membeli arumanis yang seperti itu.

Arumanis yang jenis gula-gula kapas memang akhir-akhir ini jarang yang benar-benar enak seperti zaman dulu. Akan tetapi, arumanis jenis yang lain, yaitu yang kusebut gula-gula jerami (hehe), rasa dan penampilannya tidak berubah jauh sejak dulu sampai sekarang. Ya, jika yang tadi cocok disebut gula-gula kapas, arumanis jenis yang ini menurutku tepat sekali disebut gula-gula jerami. Hehehe. Warnanya yang krem-cokelat-keemasan dan teksturnya yang khas mengingatkanku akan jerami. Aromanya khas, manis, harum, dan sedikit beraroma hangus. Hoho.

Ingatan tentang arumanis jenis gula-gula jerami tidak akan pernah lepas dari ingatan tentang penjual mainan di lingkungan SD-ku dulu. Nama penjual mainan itu Mang Oleh. Ketika aku SD, usianya sudah 60-an tahun. Selain membawa beraneka ragam mainan, ia juga selalu membawa arumanis dalam kaleng bekas biskuit. Tidak lupa ia selalu membawa garpu untuk mengambil arumanis itu. Kupikir garpu itu semakin menguatkan bahwa arumanis itu adalah jerami. Hahaha. ;D

Saat ini arumanis termasuk dalam “makanan masa kecil” yang masih mudah ditemui. Gula-gula kapas pasti ada di acara yang diperkirakan banyak anak-anaknya, sedangkan gula-gula jerami selain (terkadang) masih dapat ditemui di penjual mainan yang mangkal di TK atau SD, dapat ditemui pula di supermarket-supermarket. Arumanis gula-gula jerami ini biasanya dijual dalam tangkupan dua senpe (semacam kerupuk tipis atau ... apa ya, susah menjelaskannya) atau dimasukkan dalam stoples plastik lengkap dengan senpe dan garpu kecil.

Hm ... ennaaak!! ;)

Berdamai dengan Kenangan

Beberapa waktu lalu saya menemukan teman lama dari masa SMP--SMA di salah satu situs pertemanan. Dengan amat sangat bersemangat saya add dia menjadi teman saya. Satu hari, dua hari, seminggu, dua minggu, hampir satu bulan dia belum mengonfirmasi saya sebagai temannya. Iseng-iseng, saya lihat daftar temannya, hm...hanya satu teman yang menjadi mutual friend kami. Lalu, hanya ada seratusan temannya, dan ng...tidak ada teman kami semasa SMP dan SMA (kecuali satu orang tadi). Aneh, seingat saya ia dulu termasuk orang yang memiliki banyak teman.

Saya tahu ia memang berubah, bahkan cukup drastis. Ia berubah dari seorang laki-laki yang pokoknya banyak negatifnyalah, menjadi seorang laki-laki yang taat beribadah dan sudah menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan melanggar agama, yang pernah dilakukannya dulu.

Kemudian, saya teringat sesuatu, sejak dulu ia memang sulit berdamai dengan kenangan. Kenangan baginya adalah sesuatu yang harus dibuang jauh-jauh. Jika tidak dapat dibuang, setidak-tidaknya kenangan itu harus dimasukkan ke dalam peti yang dikubur di tempat yang tidak akan ia ingat lagi. Jadi, mungkinkah ia sengaja tidak mau lagi berhubungan dengan teman-teman SMP dan SMA kami karena mereka mengetahui seperti apa dirinya pada masa "jahiliyah"-nya? Entahlah...saya hanya menyayangkan karena ternyata setelah sekian tahun berlalu, ia belum juga dapat berdamai dengan kenangan.

Membuka Pulau untuk Umum

Selama ini hanya beberapa teman saja yang sering singgah dan bermain serta mengobrol denganku di pulau ilalang. Kami mengobrol di satu sudut pulau yang tidak dapat dilihat dari lautan di sekitar pulau.

Beberapa teman pernah membujukku membuka pulau ilalang untuk umum, mendaftarkannya pada salah satu pengelola pulau, dan menunjukkan anyaman kataku kepada lebih banyak orang selain mereka. Ketika itu selalu kukatakan aku belum siap. Namun, malam ini tiba-tiba saja aku telah mendaftarkan pulauku kepada salah satu pengelola pulau. Dan, resmilah pulau ilalang dibuka untuk umum.:)

Semoga pulau ilalang dapat menjadi tempat yang nyaman untuk melihat dan bertukar anyaman kata, melukis angan, mendekap impian, dan memegang erat cita.

Selamat datang di pulau ilalang, maaf jika rerumputan dan bebungaan yang menyambutmu di pulau ini belum tertata rapi. Silakan menunggu sejenak, secepatnya akan kuajak kau berjalan-jalan di pulau ilalang.

Selamat menikmati pulau ilalang dengan gemercik air dan gemeresik dedaunannya. ;)